Peningkatan sikap toleransi internal-eksternal melalui penguatan moderasi beragama di MAN 1 Kota Malang

Elsyam, Sulthan Fathani, Dharmawan, Muhammad Luthfi, Fadli, Din Fahmi and Rossidy, Imron (2023) Peningkatan sikap toleransi internal-eksternal melalui penguatan moderasi beragama di MAN 1 Kota Malang. Research Report. Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim, Malang. (Unpublished)

[img] Text
13593.pdf
Restricted to Repository staff only

Download (278kB) | Request a copy

Abstract

Pendidikan Agama Islam sejatinya sejalan dengan tujuan negara, yaitu selain membentuk pribadi yang paham dan taat beragama, juga bertujuan membentuk peserta didik agar menjadi warga negara yang baik. Pendidikan agama harus mampu memperkuat nilai-nilai kewargaan (civic values) seperti: toleransi, kebebasan, keadilan, dan persamaan. Namun, fenomena menguatnya sikap intoleransi dan paham radikalisme di lingkungan sekolah dan universitas sudah sangat mengkhawatirkan serta menjadi ancaman serius saat ini. Beberapa studi mengkonfirmasi bahwa ideologi radikalisme dan intoleransi telah masuk secara masif dan terstruktur ke sekolah dan universitas.

Hasil survei yang dilakukan oleh PPIM UIN Jakarta memperlihatkan bahwa pada tataran sikap/opini siswa dan mahasiswa memiliki pandangan keagamaan yang cenderung radikal (58,5%) dan intoleran (51,1% intoleransi internal, dan 34,3% intoleransi eksternal). Sementara pada level perilaku/aksi, sebagian besar mereka berperilaku moderat (74,2%). Siswa dan mahasiswa dominan lebih intoleran atau sangat intoleran secara internal (51,1%) dibanding eksternal (34,3%) sehingga dapat disimpulkan dari data diatas bahwa pelajar di Indonesia lebih toleran terhadap beda agama dibanding beda golongan. Menariknya, tingkat intoleransi sesama agama jauh lebih tinggi dibanding antarumat beragama. Data tersebut merefleksikan kurangnya penguatan moderasi beragama dikalangan pelajar dan mahasiswa Indonesia.
Nilai-nilai moderasi seperti apresiasi dan penghayatan ajaran agama yang dianutnya berupa sabar, toleransi, pemaaf, keadilan dan adab, empati, simpati dan peduli menolong kaum lemah cenderung diabaikan. Itu semua merupakan bagian dari bentuk kegagalan pendidikan agama di sekolah. Akibat yang ditumbulkan dengan adanya permasalahan seperti ini sangat berdampak ke berbagai pihak. Oleh sebab itu, guna meminimalisir terjadinya kasus demikian, dibutuhan usaha konkret dan sadar dari berbagai stakeholder untuk menganalisis, mengevaluasi dan mengkaji, serta merekonstruk ulang setiap usaha yang telah dilakukan di masa lampau terkait pemahaman agama Islam, baik di madrasah ataupun di masyarakat, mengingat sejauh ini Islam menjadi elemen penting di masyarakat sebab agama mayoritas.
Salah satu usaha konkret yang dapat dilakukan lembaga pendidikan Islam saat ini yaitu dengan melakukan penguatan moderasi beragama. Sebab dalam pengutan moderasi beragama yang digagas oleh KEMENAG salah satu indikatornya adalah toleransi sehingga hal tersebut diharapkan mampu meningkatkan sikap toleransi seluruh komponen yang ada di madrasah. Terlebih lagi usaha ini menjadi urgensi pemerintah yang mana masuk dalam Rancangan Pembangunan Jangka Menengah Nasional tahun 2024 sehingga penguatan moderasi beragama dinilai efektif dalam meningkatkan sikap toleransi baik secara internal ataupun eksternal.

Item Type: Research (Research Report)
Keywords: sikap toleransi; moderasi beragama
Divisions: Faculty of Tarbiyah and Teaching Training > Department of Islamic Education
Depositing User: Mohammad Syahriel
Date Deposited: 29 Apr 2023 18:49

Downloads

Downloads per month over past year

Origin of downloads

Actions (login required)

View Item View Item