Hasan, Sudirman (2012) Total quality management (TQM) untuk wakaf. UIN-Maliki Press, Malang. ISBN 979-602-968-461-5 UNSPECIFIED : UNSPECIFIED.
|
Text (Summary)
1406.pdf - Submitted Version Available under License Creative Commons Attribution Non-commercial No Derivatives. Download (94kB) | Preview |
Abstract
Banyak sekali ajaran Islam yang mendorong agar umatnya mau bekerja keras untuk mengubah nasibnya sendiri, berlaku jujur dalam berbisnis, mencari usaha dari tangannya sendiri, berlomba-lomba dalam kebaikan, dan lain-lain. Bahkan ada ayat al-Quran yang secara khusus menggunakan bahasa “untung-rugi”, misalnya surat al-Asyr. Pendek kata, umat Islam didorong untuk mengejar kebaikan dunia, tanpa melupakan akhiratnya. Semangat dan sikap mental produktif seperti itu merupakan bagian dari etos kerja yang diajarkan oleh Islam.
Penelitian ini mengangkat isu tentang manajemen mutu terpadu dalam pengelolaan wakaf. Manajemen mutu terpadu dalam penelitian ini disebut Total Quality Management (TQM). TQM merupakan salah satu terobosan manajemen yang umumnya dilakukan oleh perusahaan besar. Penelitian ini bertujuan untuk menyelidiki berbagai usaha yang dilakukan Dompet Dhuafa dan Pondok Pesantren Tebuireng dalam hal melayani pelanggan, melakukan perbaikan berkelanjutan, dan melibatkan seluruh komponen lembaga untuk mencapai tujuan.
Penelitian ini merupakan penelitian pranata ekonomi dalam hukum Islam. Data dikumpulkan melalui tiga cara, yakni wawancara, observasi, dan dokumentasi. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer yang diperoleh langsung dari lapangan. Pengelolaan wakaf yang dilakukan oleh Dompet Dhuafa dan Pondok Pesantren Tebuireng dipaparkan dan dianalisis secara komparatif konstan dengan menggunakan teori Total Quality Management sebagai pisau analisis.
Temuan penelitian ini adalah sebagai berikut. 1) Dalam hal fokus kepada pelanggan, Dompet Dhuafa dan PP Tebuireng memberikan pelayanan yang baik kepada pelanggan. Dari definisi pelanggan yang mereka buat, Dompet Dhuafa cenderung mengartikan pelanggan sebagai pelanggan eksternal meskipun dalam praktiknya mereka juga memberikan perhatian yang cukup kepada pelanggan internal. Di sisi yang lain, PP Tebuireng menganggap imbang antara pelanggan internal dan eksternal dengan pelayanan khas pesantren. 2) Untuk perbaikan proses, Dompet Dhuafa dan PP Tebuireng sama-sama melakukan sejumlah kegiatan dan terobosan yang berorientasi kepada perbaikan. Dompet Dhuafa dalam hal perbaikan proses membuat manual mutu. Manual ini disusun dalam rangka mewujudkan standar ISO 9001:2008. Dompet Dhuafa mendapatkan sertifikat ISO secara lengkap untuk program, fundrising, dan keuangannya di awal 2011. Adapun PP Tebuireng telah melakukan perbaikan proses dengan dibuatnya Surat Budel Damae Keacoran di tahun 1947, hanya tiga bulan setelah Hasyim Asy’ari wafat. Perbaikan berikutnya terjadi dengan dibuatnya sertifikat wakaf untuk seluruh aset wakaf pesantren yang luasnya sekitar 43,5 ha. 3) Dalam hal keterlibatan total, Dompet Dhuafa dan PP Tebuireng melibatkan seluruh elemen lembaga, mulai dari pimpinan, karyawan, hingga mitra kerja. Dompet Dhuafa dan PP Tebuireng melibatkan pimpinan dalam penjaringan wakaf di kalangan pejabat dan pengusaha. Adapun untuk karyawan, keterlibatan total yang mereka tunjukkan adalah dalam bentuk loyalitas kepada lembaga. Untuk menjaga loyalitas karyawan, Dompet Dhuafa berusaha memberikan kesejahteraan yang layak sedangkan PP Tebuireng tidak harus memberikan kesejahteraan material demi meraih loyalitas karyawan.
Item Type: | Book |
---|---|
Keywords: | Total Quality Management; Wakaf |
Depositing User: | Imam Rohmanu |
Date Deposited: | 21 Mar 2017 23:06 |
Downloads
Downloads per month over past year
Origin of downloads
Actions (login required)
View Item |