Romantisme dalam puisi Hal Hadzihi ‘Alamah karya Nizar Qabbani perspektif semiotika Michael Riffaterre

Hasyim, Muhammad ORCID: https://orcid.org/0000-0002-2573-097X, Hasaniyah, Nur, Surur, Misbahus and Fikri, Maulana Muhammad (2023) Romantisme dalam puisi Hal Hadzihi ‘Alamah karya Nizar Qabbani perspektif semiotika Michael Riffaterre. Research Report. LP2M UIN Maulana Malik Ibrahim Malang, Malang. (Unpublished)

[img] Text
16512.pdf
Restricted to Repository staff only

Download (871kB)

Abstract

Cinta merupakan salah satu aspek penting yang tidak akan lepas dari hidup manusia. Cinta adalah seni kehidupan, mencakup kesadaran manusia untuk meluberkan rasa kasihnya terhadap sesama manusia, alam, dan Tuhan. Karena itu, cinta dianggap sebagai sesuatu yang universal. Tujuan dari cinta adalah untuk memelihara keseimbangan alam dan harmoni di antara semua makhluk di bumi. Manusia, sebagai makhluk yang memiliki akal dan cinta, bertanggung jawab untuk menjaga harmoni itu.
Untuk mengungkapkan rasa cinta, setiap manusia memiliki berbagai cara dan ekspresi. Di antaranya menggunakan bentuk karya sastra, dari cerita dengan berbagai genrenya hingga bentuk puisi. Jika kita melihat, dalam sejarah penulisan sastra, terutama puisi, banyak penyair berekspresi menggunakan ungkapan-ungkapan puitis.
Dalam sejarah kesusastraan Arab modern, banyak penyair yang karya-karyanya dilekatkan dengan ciri-ciri sebagaimana yang ada dalam aliran romantisme. Di antara mereka, salah satunya adalah penyair Arab modern berkebangsaan Suriah, Nizar Qabbani. Qabbani lahir pada 21 Maret 1923 di Damaskus. Dalam kesusastraan Arab modern, sosoknya menjadi ikon penting penyair Arab. Sejak awal berkarya, Nizar Qabbani dikenal produktif melahirkan puisi-puisi bertema cinta dan kasih sayang. Ia menjadi lambang revolusioner bagi puisi-puisi cinta dalam kesustraan Arab modern. Karakteristik puisi Nizar Qabbani cenderung menonjolkan tema cinta dengan bahasa yang sangat indah dan menggunakan larik serta berbagai bentuk majas seperti alegori dan alusi. Salah satu aspek menarik dari puisinya adalah pemilihan kata, rima, bahasa figuratif, majas, dan imaji atau citraannya.
Penelitian ini adalah penelitian kualitatif deskriptif dan penelitian ini juga termasuk dalam penelitian studi pustaka atau library research, karena peneliti menggunakan sumber kepustakaan berupa puisi Hal Hadzihi ‘Alamah dalam antologi puisi karya Nizar Qabbani berjudul Asyhadu An La Imraata Illaa Anti, buku, dan jurnal untuk mengambil data. Sumber data primer dan sumber data sekunder dalam penelitian ini adalah puisi Hal Hadzihi ‘Alamah dalam antologi puisi karya Nizar Qabbani yang berjudul Asyhadu An La Imraata Illaa Anti. Sementara sumber data sekundernya berupa buku Semiotics of Poetry karangan Riffaterre, buku-buku dan jurnal lain yang membahas tentang semiotika khususnya semiotika Riffaterre dalam karya sastra Arab. Peneliti mengambil data melalui teknik baca dan teknik catat. Selain itu peneliti juga menggunakan teknik close reading atau bisa dimaknai dengan teknik pembacaan dekat, yakni cara membaca teks sastra secara cermat dan teliti. Teknik ini adalah model pembacaan di mana seorang pembaca memperhatikan bagian-bagian setiap kata dan susunan setiap kalimat dalam sebuah karya sastra. Close reading adalah pembacaan dengan cara memecah bagian-bagian karya sastra hingga level terkecil. Mulai dari pembacaan aspek struktur bahasanya hingga perangkat sastranya (semisal penggunaan gaya bahasa tertentu), penggunaan bahasa kiasannya, maupun gambar-gambarnya kalau ada, juga tak luput menjadi bagian–bagian penting yang harus diperhatikan. Sedangkan teknik analisa data terdiri dari reduksi data, display data, konklusi.
Kesimpulan dari penelitian ini adalah dalam puisi (هَلْ هَذِهِ عَلاَمَةٌ), terdapat banyak sekali ungkapan-ungkpan ungramatikalits atau katakalah ketidaklangsumngan ekspresi. Fakta-fakta tersebut, memungkinkan puisi Nizar Qabbani ini didekati dengan teori semiotika Riffaterre. Sejauh ini, pembacaan puisi menggunakan teori Riffaterre, terutama karena keberadaan pembacaan ganda: yakni pembacaan heuristik dan pembacaan hereneutik, dianggap membuat sebuah puisi mampu diuraikan secara lebih menarik, dan pembacaan model semiotika Riffaterre adalah pembacaan yang paling cocok dengan karakter bahasa puisi itu sendiri.
Melihat puisi Nizar Qabbani di atas, tidak cukup bagi seorang pembaca untuk sekadar melakukan pembacaan berhensi di tataran aspek bahasanya, pembacaan harus melangkah lebih lanjut ke dalam tataran secara hermeneutik. Terutama untuk mencari aspek-aspek ungramatikalitasnya dan makna-makan yang tersembunyi dalam larik-lariknya, yang bisa diidentifikasi menggunakan konsep-konsep ala semiotika Riffaterre seperti matrik puisi itu dan juga hal apa saja yang melatari kelahiran puisi tersebut, yaitu dengan mendeteksi hipogramnya, terutama hipogram aktualnya.
Apalagi pembaca tahu, bahwa puisi (هَلْ هَذِهِ عَلاَمَةٌ) ini menjadi salah satu puisi menarik yang diambil dari satu buku antologi (أَشهَدُ أَنْ لاَاِمْرَأَةً إِلَّا أنتِ). Puisi ini, dengan puisi-puisi lain yang kemungkinan juga banyak menyanjung sosok Balqis, seperti puisi berjudul Asyhadu Ann La Imratan illa Anti, adalah puisi-puisi yang mengabadikan bagaiamana sosok penyair besar Suriah ini bertemu kekasih, yang kelak menjadi istrinya, dan catatan bagi kehilangan-kehilangan si penyair terhadap istrinya, yang meninggal karena menjadi korban bom di keduataan Irak di Lebanon. Itu bentuk romantisme dari puisi (هَلْ هَذِهِ عَلاَمَةٌ) ini.

Item Type: Research (Research Report)
Keywords: romantisme; Nizar Qabbani; semiotika Michael Riffaterre
Subjects: 20 LANGUAGE, COMMUNICATION AND CULTURE > 2005 Literary Studies > 200527 Arabic Literature (al-Adab al-‘Arabī)
20 LANGUAGE, COMMUNICATION AND CULTURE > 2005 Literary Studies
Divisions: Faculty of Humanities > Department of Arabic Language and Letters
Depositing User: S. Hum, MA Muhammad Hasyim Hasyim
Date Deposited: 16 Nov 2023 14:44

Downloads

Downloads per month over past year

Origin of downloads

Actions (login required)

View Item View Item