Metodologi pemikiran hadis kontemporer: Analisis metode otentifikasi hadis perspektif sarjana non-muslim

Sumbulah, Umi ORCID: https://orcid.org/0000-0001-6052-1308 (2023) Metodologi pemikiran hadis kontemporer: Analisis metode otentifikasi hadis perspektif sarjana non-muslim. Research Report. Program Studi Hukum Keluarga Islam (HKI) Fakultas Syariah UIN Maulana Malik Ibrahim Malang, Malang. (Unpublished)

[img] Text
16929.pdf - Accepted Version
Restricted to Repository staff only

Download (634kB)

Abstract

Penelitian ini bertujuan memahami: pertama, metode otentifikasi yang digunakan para sarjana non-Muslim dalam melakukan uji otentifikasi hadis; kedua, persamaan dan perbedaan metode yang digunakan para sarjana non-Muslim untuk menguji otentisitas hadis; ketiga, tipologi para pemikir non-Muslim kontemporer dalam melakukan kajian otentifikasi hadis. Penelitian ini termasuk dalam kategori penelitian normatif dengan pendekatan kualitatif. Pengumpulan data dilakukan dengan dokumentasi. Teknik analisis data dilakukan dengan prinsip on going analysis, mulai dari pengumpulan, editing, reduksi, verifikasi dan penarikan kesimpulan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: pertama, metode yang digunakan para sarjana non-Muslim dalam melakukan uji otentifikasi hadis adalah: 1) melalui uji otentisitas sanad hadis sebagaimana dilakukan oleh Josepph Schacht dengan teori Projecting Back /Backward Projection, e-Silentio, dan Common Link, dan G.H.A. Juynboll yang mengelaborasi secara sangat sistematis teori Common Link yang telah digagas Schacht; 2)metode yang digunakan Nabia Abbot adalah otentifikasi sanad hadis dengan pendekatan geometri; 3) Harald Motzki menggunakan metode analisis sanad dan matan sekaligus dalam menguji otentifikasi hadis, yang populer dengan sebutan sanad cum matan analysis. Kedua, persamaan dan perbedaan metode yang digunakan para sarjana non-Muslim untuk menguji otentisitas hadis dapat dijelaskan sebagai berikut: 1) persamaannya terletak pada pendekatan historis-filologis yang menjadi ciri khas dari kajian orientalisme sejak abad ke-18 dan pada umumnya kajian sanad menjadi lebih utama; 2) perbedaanya terletak pada: penekanan kajian pada sanad, matan atau sanad dan matan sekaligus, dan sumber kajian yang digunakan oleh para orientalis berbeda-beda. Ketiga, tipologi para pemikir non-Muslim kontemporer dalam melakukan kajian otentifikasi hadis adalah: 1) kelompok orientalis revisionis, yakni orientalis yang berkeinginan melalukan dekonstruksi terhadap bangunan keilmuan dan teori-teori yang telah dibangun oleh para ulama hadis tradisionalis, sebagaimana terlihat dalam pandangan Joseph Schacht dan GHA. Juynboll; 2) kelompok orientais tadisionalis, yakni kajian hadis yang berpijak pada teori-teori yang telah dibangun oleh para ulama hadis, namun memperkuatnya dengan berbagai pendekatan modern, sebagaimana dilakukan oleh Nabia Abbot; 3) kelompok orientalis tradisionalis-reformis, yang melakukan kajian hadis dengan cara menggunakan secara proporsional metode yang telah digunakan oleh para ulama hadis tradisional, namun juga menggunakan seperlunya teori dan metode yang juga digunakan oleh para orientalis, sebagaimana terlhat dalam kajian dan pemikiran Harald Motzki.

Item Type: Research (Research Report)
Keywords: pemikiran hadis; metode otentifikasi; orientalisme
Divisions: Faculty of Sharia and Law > Department al-Ahwal al-Syakhshiyyah
Depositing User: Zulaikha Mu'anis
Date Deposited: 21 Nov 2023 09:21

Downloads

Downloads per month over past year

Origin of downloads

Actions (login required)

View Item View Item