Degaf, Agwin (2017) Kasus Ahok dalam perspektif ilmu linguistik. Presented at Seminar Nasional Bahasa dan Sastra (Senabastra) IX, 16 Mei 2017, Universitas Trunojoyo Bangkalan.
|
Text (Fulltext)
1940.pdf - Accepted Version Download (942kB) | Preview |
Abstract
Tulisan ini mengangkat tema terkait maraknya berita tentang kasus penistaan agama yang dilakukan Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) dalam pidatonya di kepulauan seribu beberapa waktu lalu. Secara sederhana, penulis ingin mengupas kalimat/tuturan Ahok yang dianggap telah melukai hati umat muslim. Ujaran Ahok yang dianggap menistakan tersebut akan dilihat dengan menggunakan kacamata linguistik, yaitu dari segi sintaksis, semantik, dan pragmatik. Secara sintaksis, yang akan dilihat adalah konstruksi kalimat pasif-aktif dalam salah satu tuturan yang dianggap sebagai bentuk penistaan oleh khalayak. Sudut pandang tata bahasa tersebut kemudian akan diperkuat dengan analisis makna, yaitu terkait dengan makna emotif yang dapat dibangkitkan oleh sebuah kata. Makna emotif inilah yang kemudian memicu kemarahan khalayak atas ujaran Ahok. Analisis selanjutnya adalah terkait siapa yg berbicara dan berbicara apa atau oleh van Dijk (2004) disebut sebagai US vs THEM. Perihal pelabelan mengenai siapa yang dianggap sebagai “kita” dan yang dianggap sebagai “mereka” ini juga membawa konsekuensi tersendiri atas ujaran yang diucapkan oleh Ahok tersebut. Terakhir, analisis terkait konteks dari suatu ujaran juga akan disertakan dalam tulisan ini. Analisis bahasa yang komprehensif terkait kasus Ahok diharapkan dapat memberikan jawaban alternatif terkait apakah tuturan Ahok di kepulauan seribu merupakan suatu bentuk penistaan atau bukan. Dengan demikian, analisis terhadap teks semata dianggap tidak cukup, sehingga peranan konteks dan faktor-faktor di luar teks menjadi teramat penting dalam kasus ini.
Kata Kunci: kasus Ahok, sintaksis, semantik, pragmatik
Downloads
Downloads per month over past year
Origin of downloads
Actions (login required)
View Item |