Setyobudi, Teguh (2025) Kolaborasi Antar Agama Dalam Tradisi Lokal Dalam Kerangka Memperkuat Moderasi Beragama di Indonesia. In: Moderasi Bearagama di Indonesia Dialektika Wacana Teoritis dan Praktis Akademisi Muda. -, 1 (-). UIN Maliki Press, Universitas Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang, pp. 307-325. ISBN 978-623-232-971-3 UNSPECIFIED : UNSPECIFIED.
|
Text
Buku Moderasi unggah Repository.pdf Restricted to Repository staff only Download (2MB) |
Abstract
SEBAGAI SEBUAH AJARAN, Islam dikenal sebagai agama yang sangat humanis, bahkan konsep tauhid --sebagai dimensi ideal-transendental dalam ajaran Islam-- tidak boleh dipisahkan dari kehidupan sosialnya. Islam moderat adalah Islam humanis yang dapat mengayomi semua, dari berbagai lapisan sosial baik
etnis maupun agama. Tetapi sayangnya, secara empiris dalam masyarakat, ajaran yang humanis dan menekankan nilai-nilai sosial ini tidak nampak kental dalam masyarakat muslim, justru yang terjadi sebaliknya. Ada kesenjangan antara nilai-nilai agama yang bersifat ideal dengan nilai-nilai sosialnya. Kebanyakan orang Islam tidak peduli dengan ketimpangan sosial di mana-mana. Oleh sebab itu Abdul Karim Soroush (2003) menilai, bahwa salah satu penyakit teoretis di dunia Islam yang paling berat pada umumnya adalah, bahwa orang lebih memahami Islam sebagai identitas dari pada sebagai kebenaran. Menurutnya, bahwa orang
Islam mempunyai identitas dan peradaban memang benar, tapi mereka tidak boleh menggunakan Islam demi kepentingan identitas dan peradaban tersebut (baca: politisasi agama atau Islam politik). Islam identitas harus tunduk pada Islam sebagai kebenaran, karena Islam sebagai kebenaran bisa berdampingan dengan kebenarankebenaran lain, sedangkan Islam identitas cenderung berseteru. Islam identitas menurut Soroush adalah Islam perang, bukan Islam damai.
Kesenjangan ortodoksi dan ortopraksis (iman dan amal saleh) dalam kehidupan masyarakat disebabkan karena dalam merumuskan pengertian iman dalam agama tidak mempertautkan dengan kondisi sosial sebagai gambaran implikasinya secara praktis. Akibatnya, memunculkan kritik terhadap agama dan pemeluknya,
yang dilukiskan sebagai: agama yang egois, individualis, agama yang hanya sarat dengan doktrin sakral, praktik ritual, tidak memihak kaum lemah dan seterusnya. Padahal agama (baca: Islam) secara normatif-idealistik dikenal sebagai pembawa rahmat dan penyalamat umat.
| Item Type: | Book Section |
|---|---|
| Keywords: | Moderasi Beragama; Dialektika; Teoritis dan Praktis |
| Subjects: | 16 STUDIES IN HUMAN SOCIETY > 1699 Other Studies in Human Society |
| Divisions: | Faculty of Sharia and Law > Department of Islamic Constitutional Law |
| Depositing User: | Teguh Setyobudi |
| Date Deposited: | 15 Dec 2025 13:54 |
Downloads
Downloads per month over past year
Origin of downloads
Actions (login required)
![]() |
View Item |

Altmetric
Altmetric