Susilowati, Retno (2014) Pengaruh Isoflavon Daun Katuk (Sauropus androgynus) pada Rattus norvegicus Ovariektomi terhadap jumlah Osteoklas. Research Report. Fakultas Sains dan Teknologi UIN Maulana MAlik Ibrahim Malang, Malang. (Unpublished)
Text
LAPORAN PENELITIAN 2014 OSTEOKLAS RetnoS.pdf - Accepted Version Restricted to Repository staff only Download (1MB) | Request a copy |
Abstract
Sebagai sunatullah proses penuaan pasti terjadi. Menopause merupakan kondisi terhentinya proses ovulasi secara permanen pada seorang wanita yang ditandai oleh berhentinya menstruasi. Menopause sebagai salah satu tanda usia tua kemungkinan besar dialami wanita usia 48-52 tahun .Menopase memiliki beberapa konsekuensi antara lain adalah gangguan hormonal, yaitu terjadi penurunan kadar hormon estrogen dan kenaikan kadar hormon FSH. Penurunan kadar estrogen menyebabkan perubahan penampilan semua organ reproduksi. Efek jangka panjang penurunan kadar estrogen adalah terjadinya manifestasi osteoporosis. Sehingga hal ini perlu menjadi perhatian untuk mengurangi fek perubahan fisiologis menopause.
Indonesia sangat kaya dengan bahan alam, herbal kaya isoflavon fitoestrogen. Daun katuk (Sauropus androgenous) merupakan tumbuhan sayuran klasik Indonesia, mudah tumbuh di Indonesia sebagai wilayah tropis, sehingga mudah dalam penyiapannya dan kemungkinan tidak toksik. Daun katuk memiliki kandungan aktif isoflavon berupa Genestein dan Daidzein yang terbukti memiliki afinitas terhadap reseptor estrogen dan menimbulkan efek seperti estrogen endogen karena memiliki struktur seperti estradiol.
Penelitian ini bertujuan untuk membuktikan pengaruh isoflavon daun katuk (Sauropus androgynus) terhadap pengurangan efek dari perubahan fisiologis menopause dengan menggunakan hewan coba tikus Rattus norvegicus pasca ovariektomi yang diberi isoflavon daun Sauropus androgynus secara eksperimental.
Hasil uji homogenitas dan normalitas menunjukkan bahwa data jumlah osteoklas memiliki varian homogen dan mengikuti distribusi normal. Hasil uji Anova menunjukkan bahwa perlakuan sangat berpengaruh terhadap jumlah osteoklas (p<0,01). Hasil uji Duncant menunjukkan bahwa perlakuan pemberian ekstrak daun katuk ketiga dosis berbeda signifikan dengan jumlah osteoklas tikus OVX. Perlakuan dosis dan jumlah osteoklas perluas bidang padang secara berturut adalah 15 mg/kgbb (4,65 ± 0,5) , 30 mg/kgbb (4,12 ± 0,4) dan 45 mg/kgbb (3,23 ± 0,5) berbeda signifikan dengan jumlah osteoklas tikus OVX (6,48 ± 0,9). Pemberian ekstrak daun katuk pada penelitian ini pada dosis terendah sudah mampu menurunkan jumlah osteoklas sama seperti kondisi normal, bahkan pada perlakuan dosis 45mg/kgbb mampu menekan jumlah osteoklas dibawah normal (3,9 ± 0,3). Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa: Perlakuan ovariektomi pada tikus dapat meningkatkan jumlah sel osteoklas tulang femur. Pemberian ekstrak daun katuk mampu menekan jumlah sel osteoklas tulang tikus ovariektomi.
Item Type: | Research (Research Report) |
---|---|
Keywords: | Isovlavon Daun Katuk (Sauropus androgynus), Ovariektomi, Perubahan Fisiologis, Menopause |
Subjects: | 06 BIOLOGICAL SCIENCES > 0601 Biochemistry and Cell Biology > 060199 Biochemistry and Cell Biology not elsewhere classified |
Divisions: | Faculty of Mathematics and Sciences > Department of Biology |
Depositing User: | Retno Susilowati |
Date Deposited: | 19 Dec 2019 13:48 |
Downloads
Downloads per month over past year
Origin of downloads
Actions (login required)
View Item |