Sumbulah, Umi (2019) Perempuan dan Keluarga: Radikalisasi dan Kontra Radikalisme di Indonesia. Presented at Pengukuhan Jabatan Guru Besar dalam Bidang Ilmu Studi Islam pada Fakultas Syariah UIN Maulana Malik Ibrahim Malang, 10 September 2019, UIN Maulana Malik Ibrahim Malang.
|
Text (full text)
4647.pdf - Published Version Available under License Creative Commons Attribution Non-commercial No Derivatives. Download (672kB) | Preview |
Abstract
Kekerasan berbasis agama, etnis dan gender merupakan tontonan yang bisa disaksikan setiap hari melalui berbagai media. Intoleransi, radikalisme dan terorisme atas nama agama sering kali menjadikan perempuan dan anak-anak sebagai korban. Perempuan dan radikalisme memiliki sisi paradoksal, di satu sisi merupakan korban dan sasaran radikalisme namun di sisi lain perempuan (dan anak) juga ada yang direkrut dan terlibat menjadi pelaku radikalisme. Di samping menjadikan perempuan dan anak-anak sebagai korban radikalisme karena suami dan ayah mereka menjadi pelaku bombing, kini muncul trend baru berupa rekrutmen perempuan sebagai martir dan “pengantin” bom bunuh diri. Dalam kasus terorisme tahun 2016, setidaknya enam (6) perempuan telah ditangkap karena terlibat aksi tersebut. Diantara mereka adalah Dian Yulia Novi, Arinda Putri Maharani, dan Anggi alias Khanza, mantan buruh migran. Meskipun secara kuantitatif terkesan kecil, namun jumlah perempuan yang terlibat radikalisme cenderungmeningkat dibanding tahun-tahun sebelumnya.
Radikalisme merupakan fenomena sosial keagamaan yang tidak bisa dijelaskan melalui perspektif monolitik. Konsep radikalisme mengacu pada paham yang dimiliki kelompok yang memiliki keyakinan ideologis tinggi dan fanatik yang mereka perjuangkan untuk menggantikan tatanan nilai dan sistem yang sedang berlangsung.2Sejumlah penelitian menyimpulkan bahwa gerakan radikalisme yang melahirkan militansi dan aksi-aksi terorisme bukan sekedar masalah ideologis, tetapi merupakan gejala modern yang sangat kompleks. Radikalisme memiliki kaitan erat dengan sejarah, pergeseran geostrategis, masalah sosial-ekonomi, dan dinamika politik akibat proses modernisasi dan globalisasi. Kelompok ini muncul karena kuatnya keyakinan ideologis bahwa Islam adalah agama komprehensif (kaffah).Inti agama bagi kelompok ini adalah apa yang harus diaplikasikan secara nyata tidak hanya mencakup ritualitas, namun juga sosial, budaya, ekonomi, dan politik. Karena itu, terwujudnya institusi politik yang mampu menjamin terlaksananya syari’at Islam adalah wajib adanya.
Item Type: | Conference (Speech) |
---|---|
Keywords: | radikalisasi agama; kontra radikalisasi agama; peran perempuan; peran keluarga |
Subjects: | 22 PHILOSOPHY AND RELIGIOUS STUDIES > 2204 Religion and Religious Studies > 220403 Islamic Studies |
Divisions: | Faculty of Sharia and Law > Department al-Ahwal al-Syakhshiyyah |
Depositing User: | Faizuddin Harliansyah |
Date Deposited: | 10 Sep 2019 06:26 |
Downloads
Downloads per month over past year
Origin of downloads
Actions (login required)
View Item |