Menelusuri pemahaman semiotis sarjana Muslim dalam kitab syarah hadis: studi kitab Fatḥ al-Bārī Sharḥ Ṣaḥīḥ al-Bukhārī

Afwadzi, Benny (2019) Menelusuri pemahaman semiotis sarjana Muslim dalam kitab syarah hadis: studi kitab Fatḥ al-Bārī Sharḥ Ṣaḥīḥ al-Bukhārī. Research Report. Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat, Malang. (Unpublished)

[img]
Preview
Text
6960.pdf

Download (1MB) | Preview

Abstract

Kajian integratif antara agama dan ilmu merupakan hal yang urgen diterapkan di era sekarang ini. Apabila lebih mengerucut, terdapat integrasi antara hadis dan semiotika di dalamnya. Semiotika yang mempunyai dua mazhab besar, yaitu semiotika signifikasi dan komunikasi harus diintegrasikan dengan hadis Nabi. Tetapi supaya terwujud secara maksimal diperlukan telaah terhadap kitab syarah hadis terlebih dahulu, apakah para sarjana Muslim atau ulama sudah melakukan pemahaman secara semiotis ataukah belum. Untuk membuktikan ini, penelitian ini lahir dan memfokuskan pada kitab Fatḥ al-Bārī Sharḥ Ṣaḥīḥ al-Bukhārī karya Ibn Ḥajar al-‘Asqalānī (w. 852/1448). Adapun alasan pemilihan kitab Fatḥ al-Bārī karya Ibn Ḥajar sebagai objek kajian dalam penelitian ini terdapat beberapa alasan. Pertama, kitab ini merupakan ulasan atas kitab Ṣaḥīḥ al-Bukhārī yang merupakan kitab hadis peringkat pertama dalam tradisi Islam Sunni, sehingga kedudukannya urgen di kalangan sarjana Muslim. Kedua, Fatḥ al-Bārī karya Ibn Ḥajar yang bermazhab Syafi’i termasuk karya yang komprehensif dalam menyarahi hadis-hadis dalam Ṣaḥīḥ al-Bukhārī, dan lebih lengkap dibandingkan pendahulunya, yakni Fatḥ al-Bārī karya Ibn Rajab yang bermazhab Hanbali. Ketiga, dalam memberikan ulasan atas hadis, Ibn Ḥajar menggunakan berbagai pendekatan ilmu-ilmu sosial-humaniora, seperti historis, sosial budaya, psikologi dakwah, dan fungsi Nabi sehingga sesuai dengan karakter keilmuan yang diusung dalam penelitian ini.

Berbekal keterangan di atas, penelitian ini hendak menjawab tiga pertanyaan. Pertama, bagaimana model pemahaman sarjana Muslim terhadap hadis Nabi dalam kitab Fatḥ al-Bārī?; Kedua, bagaimana telaah semiotika terhadap model pemahaman tersebut?; dan Ketiga, bagaimana kontribusi semiotika terhadap kajian pemahaman hadis di era kontemporer ini?

Penelitian ini menggunakan metode analisis deskriptif-analitis dengan sumber data primer pemahaman hadis para sarjana Muslim dalam kitab Fatḥ al-Bārī. Supaya lebih fokus, satu hadis diambil sebagai sampel untuk dianalisis dengan semiotika signifikasi dan begitu pula semiotika komunikasi. Hadis yang dianalisis dengan semiotika signifikasi adalah hadis tentang orang mukmin yang makan dengan satu usus dan orang kafir makan dengan tujuh usus. Penelitian ini dibantu dengan data sekunder dari buku dan artikel jurnal yang berkenaan dengan tema yang diusung dalam penelitian ini.

Penelitian ini menyimpulkan beberapa hal. Pertama, model pemahaman hadis yang ada dalam kitab Fatḥ al-Bārī terbagi atas pemahaman secara tekstual dan kontekstual. Ini dibuktikan dengan telaah atas dua hadis yang menjadi objek kajian, yakni hadis tentang orang mukmin makan dengan satu usus dan orang kafir makan dengan tujuh usus; dan hadis tentang perbuatan yang paling dicintai oleh Allah. Secara lebih mendetail, para sarjana Muslim memahami hadis satu dan tujuh usus dengan tiga model pemahaman, yakni tekstual non-simbolik, tekstual simbolik, kontekstual non-simbolik, dan kontekstual simbolik. Sementara itu, terhadap hadis perbuatan yang paling dicintai Allah terjadi pula pemahaman tekstual dan kontekstual. Yang menarik, terjadi pemahaman secara terus-menerus terhadap kata “al-ṣalāt ‘alā waqtihā”. Terlebih lagi dalam kata aḥabbu oleh pendukung salat di awal waktu dan pendukung salat pada waktunya, sehingga mendukung masing-masing pendapat. Kedua, telaah semiotis terhadap kedua hadis tersebut membuktikan bahwa pada hakikatnya semiotika telah diterapkan oleh para sarjana Muslim. Semiotika di sini adalah dua mazhab besar semiotika, yakni semiotika signifikasi dan semiotika komunikasi. Ini berimplikasi pada keharusan dalam melakukan integrasi antara agama dan ilmu dengan pola hadis Nabi dan semiotika. Ketiga, kontribusi yang dapat diperoleh dari telaah semiotika terhadap hadis Nabi paling tidak ada dua, yakni menghilangkan truth claim dan menjadi pengembangan terhadap kajian makna tekstual dan makna kontekstual yang selama ini ada dalam studi hadis kontemporer.

Item Type: Research (Research Report)
Keywords: hadis; semiotika; signifikasi; komunikasi; fath al-bari
Subjects: 22 PHILOSOPHY AND RELIGIOUS STUDIES > 2204 Religion and Religious Studies > 220403 Islamic Studies > 22040302 Al-Hadits, and related science
Divisions: Faculty of Tarbiyah and Teaching Training > Department of Islamic Education
Depositing User: Benny Afwadzi
Date Deposited: 20 Oct 2020 10:45

Downloads

Downloads per month over past year

Origin of downloads

Actions (login required)

View Item View Item