Afwadzi, Benny and Miski, Miski (2020) Pemikiran hadis shī‘ah Zaydiyah al-Ṣan‘ānī dan kontribusinya dalam pengembangan Islam moderat di Indonesia. Research Report. Project Management Unit Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang, Malang. (Unpublished)
|
Text
7803.pdf Download (2MB) | Preview |
Abstract
Penelitian ini dilatarbelakangi oleh konflik antara Sunnī dan Shī‘ah, misalnya pada tahun 2006 silam, Pesantren al-Hadi yang berpaham Shī‘ah di Pekalongan diserang oleh sekelompok intoleran; pada tahun 2012 terjadi konflik Shī‘ah di Sampang Madura yang mengakibatkan mereka harus keluar dari Madura; dan pada tahun 2013 terjadi penyerangan terhadap Yayasan Rausyan Fikr yang dianggap sebagai pusat Syiah di Yogyakarta. Di sisi yang lain, dalam berbagai pembacaan penulis terhadap buku dan artikel tentang Islam moderat di Indonesia, ditemukan bahwa pembahasan tentangnya hampir semua berkenaan dengan hubungan negara dan agama yang diusik oleh beberapa gerakan transnasional dan cenderung keras dalam beragama, seperti Hizbut Tahrir Indonesia, Jamaah Islamiyah, Jamaah Anshorud Daulah, Front Pembela Islam dan lain sebagainya. Kajian-kajian tentang Islam moderat ini tidak mencantumkan konflik antara Sunnī dan Shī‘ah sebagai problem dalam moderasi Islam. Padahal, masalah tersebut tidak kalah pentingnya, mengingat pernah terjadi beberapa konflik yang melibatkan Sunnī dan Shī‘ah.
Oleh sebab itu, penelitian ini mengkaji pemikiran hadis Muḥammad b. Ismā‘īl al-Kaḥlānī al-Ṣan‘ānī (w. 1182 H/1769 M), salah satu ulama dari sekte Shī‘ah Zaydiyah, yang kemudian darinya dikonstruksi menjadi kontribusi terhadap pengembangan kajian Islam moderat di Indonesia. Penelitian ini menjawab dua rumusan masalah, yaitu pertama, bagaimana pemikiran hadis Muḥammad b. Ismā‘īl al-Ṣan‘ānī?; dan kedua, bagaimana kontribusinya bagi moderasi Islam di Indonesia?
Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif, yang didasarkan atas studi pustaka (library research) yang difokuskan pada pemikiran al-Ṣan‘ānī sebagai representasi golongan Shī‘ah Zaydiyah terhadap hadis. Untuk mendapatkan data yang komprehensif, maka dalam penelitian ini, sumber data diklasifikasikan menjadi dua kelompok. Pertama, sumber primer berupa kitab-kitab utama al-Ṣan‘ānī yang berbicara mengenai hadis, seperti Tawḍīḥ al-Afkār li Ma’ān Tankīḥ al-Anẓār syarah kitab Tankīḥ al-Anẓār, Subul al-Salām syarah kitab Bulūgh al-Marām, Thamarāt al-Naẓr fī ‘Ilm al-Athar, dan al-Tanwīr Sharḥ al-Jāmi‘ al-Ṣaghīr. Kedua, sumber sekunder yang meliputi tulisan-tulisan mengenai pemikiran al-Ṣan‘ānī lainnya. Selain itu, buku-buku dan artikel-artikel mengenai moderasi beragama menjadi sumber sekunder yang penting dalam penelitian ini.
Penelitian menghasilkan temuan: pertama pemikiran hadis al-Ṣan‘ānī bisa dikatakan memang tidak jauh berbeda dengan kalangan Sunnī, namun ia mempunyai beberapa pemikiran yang khas sebagai seorang Shī‘ah Zaydiyah. Misalnya, dalam hal konstruksi dasar pemikiran hadis, pemikirannya bertebaran dalam berbagai macam kitabnya yang mayoritas berbentuk syarah dan ḥāshiyah. Ia mempunyai konstruksi berpikir yang hampir seirama dengan apa yang ada dalam tradisi hadis Sunnī. Namun, yang menarik, ia ternyata menyatakan bahwa tashayyu’ atau kecintaan terhadap ‘Alī b. Abī Ṭālib bukanlah suatu bidah dan bahkan menjadi syarat keimanan seorang Muslim. Kedua, Paling tidak ada tiga hal dari pemikiran hadis al-Ṣan‘ānī yang dibawa sebagai kontribusi bagi moderasi Islam di Indonesia. Pertama, pemahaman hadis al-Ṣan‘ānī yang literalis dan terikat dengan mazhab tertentu terlihat mempunyai kesamaan dengan Salafī-Wahhābī, kalangan yang paling keras menentang Shī‘ah dan ajaran-ajarannya. Tidak hanya itu, mereka juga acapkali mengutip pendapat-pendapat al-Ṣan‘ānī dalam tulisan-tulisan mereka. Fenomena ini seharusnya dibawa pada aspek positif berupa rekonsiliasi antara Sunnī dan Shī‘ah. Kedua, al-Ṣan‘āni terlihat tidak membeda-bedakan referensi asalnya, baik Shī‘ah maupun Sunnī sebagaimana terlihat dalam karya-karyanya. Pemakaian literatur hadis dari lintas sekte tentunya memberikan dampak positif, berupa akan terbentuknya sikap saling mengenal antara satu dengan lainnya. Ketiga, pandangan pertengahan al-Ṣan‘ānī terkait posisi sahabat yang dapat menjadi moderasi antara pendapat Sunnī yang kurang rasional dan Shī‘ah Dua Belas Imam yang keterlaluan dalam mencaci sahabat. Keduanya pandangan yang tidak dapat disatukan ini, seperti air dan api, bisa sedikit didekatkan dengan mengakomodir pendapat yang digagas oleh al-Ṣan‘ānī.
Item Type: | Research (Research Report) |
---|---|
Keywords: | Shī‘ah Zaydiyah; al-Ṣan‘ānī; moderasi Islam |
Subjects: | 22 PHILOSOPHY AND RELIGIOUS STUDIES > 2204 Religion and Religious Studies > 220403 Islamic Studies > 22040302 Al-Hadits, and related science |
Divisions: | Faculty of Tarbiyah and Teaching Training > Department of Islamic Education |
Depositing User: | Benny Afwadzi |
Date Deposited: | 05 Feb 2021 13:00 |
Downloads
Downloads per month over past year
Origin of downloads
Actions (login required)
View Item |