Sains pada pendidikan pra-sekolah

Abtokhi, Ahmad ORCID: https://orcid.org/0000-0002-2328-251X (2021) Sains pada pendidikan pra-sekolah. In: Ensiklopedi Pendidikan Islam Anak Usia Dini. UIN Maliki Press, Malang, pp. 246-253. ISBN 978-623-232-694-0 UNSPECIFIED : UNSPECIFIED.

This is the latest version of this item.

[img]
Preview
Text
15107.pdf - Published Version

Download (1MB) | Preview

Abstract

Sains bagi siswa pra-sekolah merupakan suatu proses, produk, dan sikap yang harus diperkenalkan sejak dini kepada anak. Hal ini menjadi sangat penting karena mulai sejak lahir kehidupan seseorang senantiasa bersentuhan dengan sains. Tanpa disadari ketika anak lahir dimuka bumi, maka orang tua atau masyarakat sekitar akan memperlakukan dirinya sebagai objek sains. Melalui seorang bayi didapatkan berbagai informasi, dari bagaimana ia menggerakkan bagian-bagian organ tubuhnya, memberikan respon terhadap rangsangan dari luar, dalam bentuk tersenyum dan menangis, hingga bagaimana ia berekskresi membuang sisa metabolisme, dan lainya. Seiring dengan berjalannya waktu, seseorang mengalami pertumbuhan dan perkembangan, dari bayi, anak-anak, remaja, dewasa, dan seterusnya. Penjelasan tersebut tentunya akan memiliki konsekwensi terhadap kebutuhan seseorang terhadap sains sebagai bagian dari pengalaman hidup, maupun sebagai kebutuhan dalam menyelesaikan berbagai permasalahan.
Memperkenalkan sains kepada siswa pra-sekolah merupakan bagian dari proses pendidikan, serta memerlukan perencanaan yang baik. Pendidikan merupakan upaya yang dilakukan sacara sadar dan terencana dengan tujuan untuk mewujudkan kondisi belajar dan proses pembelajaran agar pebelajar dapat mengembangkan potensi dirinya, supaya memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara [1]. Sementara itu, 4 (empat) pilar utama pendidikan yang telah dicanangkan oleh United Nations Educational, Scientific, and Cultural Organization (UNESCO) yaitu: (1) belajar untuk mengetahui (learning to Know), (2) belajar untuk terampil melakukan sesuatu (learning to do), (3) belajar untuk menjadi seseorang (learning to be), dan (4) belajar untuk menjalani kehidupan bersama (learning to live together) [2]. Secara teoritis hakikat pendidikan merupakan belajar yang berlangsung sepanjang hayat (lifelong learning), sehingga pentingnya manajemen waktu belajar, kapan pembelajaran dan dimana harus mulai dilaksanakan, bagaimana cara belajar, dan apa tujuan belajar yang ingin dicapai, menjadi sesuatu yang perlu untuk dikaji, terutama bagaimana pembelajaran sains dilaksanakan pada siswa pra-sekolah.
Jika dipahami usia pra-sekolah yaitu usia anak sebelum masuk pada jenjang pendidikan dasar Sekolah Dasar (SD) atau Madrasah Ibtidaiyah (MI), maka usia pra-sekolah berada pada rentang usia 0 sampai dengan 6 tahun. Usia tersebut dikategorikan sebagai usia emas (the golden age). Pada periode tersebut otak seorang individu akan mengalami perkembangan yang tercepat dibanding periode lainnya disepanjang kehidupannya, sehingga wujud perhatian dalam bentuk pendidikan, termasuk berbagai hal tentang sains sangat penting diajarkan oleh guru, orang tua, lingkungan, maupun masyarakat secara umum. Perkembangan pada periode awal usia ini sangat berpengaruh bahkan menjadi penentu bagi perkembangan selanjutnya [3], sebagaimana pendapat Osborn, White, dan Bloom yang menyatakan bahwa perkembangan intelektual atau kecerdasan individu pada usia 0 (nol) sampai dengan 4 (empat) tahun mencapai 50%, pada usia 0 (nol) sampai dengan 8 (delapan) tahun mencapai 80%, dan pada saat usia 0 (nol) sampai dengan 18 (delapan belas) tahun mencapai 100% [4].
Bagi anak usia pra-sekolah berbagai pengalaman tentang sains yang dialami akan membentuk pengetahuan yang akan dibawa seumur hidup. Kesalahan dalam menanamkan suatu produk sains berupa konsep, pengetahuan, proses sains, maupun sikap sains, akan berdampak negatif terhadap proses perkembangan anak dimasa yang akan datang. Perlu berbagai upaya yang tepat agar problematika tersebut dapat dikurangi melalui berbagai hal antara lain memahami: (1) konsep sains, (2) karakteristik pembelajaran sains, dan (3) strategi pembelajaran sains pada siswa pra-sekolah.

Item Type: Book Section
Keywords: sains; prasekolah
Divisions: Faculty of Tarbiyah and Teaching Training > Department of Islamic Education
Depositing User: Ahmad Abtokhi
Date Deposited: 19 Jun 2023 13:10

Downloads

Downloads per month over past year

Origin of downloads

Available Versions of this Item

Actions (login required)

View Item View Item