Sedayu, Agung (2014) Sistem Perkuatan Struktur Plaster Beton Untuk Konstruksi Irigasi Di Dusun Klangon Desa Pandansari Kecamatan Ngantang Kabupaten Malang. Community Service Report. Fakultas Sains dan Teknologi, UIN Maulana Malik Ibrahim Malang. (Unpublished)
|
Text
Pengabdian Masyarakat Fakultas 2014.pdf - Published Version Available under License Creative Commons Attribution Non-commercial No Derivatives. Download (392kB) | Preview |
Abstract
Bencana letusan gunung Kelud terjadi pada pertengahan bulan Pebruari 2014 yang lalu. Banyak korban jiwa sebanyak ±3 orang meninggal dunia, dan ribuan orang mengungsi ke tempat yang lebih aman. Bencana ini juga mengakibatkan banyak kerusakan pada bangunan diantaranya fasilitas utilitas kawasan dan pemukiman, fasilitas publik, pertanian, peternakan, vegetasi, dan kerusakan yang lain. Kerusakan fasilitas utilitas kawasan meliputi saluran drainase, jalan, dan vegetasi (tanaman). Kerusakan utilitas permukiman meliputi ketersediaan dan saluran air bersih, sirkulasi udara segar, dan view atau pandangan. Untuk kerusakan pertanian meliputi kerusakan saluran irigasi, rusaknya tanaman pertanian, dan tertutupnya lahan pertanian oleh muntahan material gunung Kelud pada saat terjadi letusan. Kegiatan pengabdian masyarakat Fakultas Sains dan Teknologi UIN Maulana Malik Ibrahim Malang ini mengetengahkan Penataan Saluran Irigasi dengan sub kegiatan Sistem Perkuatan Struktur Plaster Beton Untuk Konstruksi Irigasi di dusun Klangon Desa Pandansari Kecamatan Ngantang Kabupaten Malang. Namun berdasarkan survei pendahuluan yang mengidentifikasi dan melakukan pendataan lapangan, lokasi yang menjadi prioritas utama dan sangat membutuhkan adalah dusun Bales yang masih termasuk dalam wilayah desa Pandansari Kecamatan Ngantang Kabupaten Malang. Fokus yang menjadi penekanan kegiatan berkaitan dengan kelimuan arsitektur dalam rumpun ilmu struktur dan konstruksi. Dusun Bales saat ini tengah dihadapi kesulitan dalam perencanaan dan penataan saluran air bersih yang dimanfaatkan untuk kegiatan dan kebutuhan rumah tangga dan irigasi. Tujuan dilaksakannya kegiatan ini adalah untuk mengetahui kondisi eksisting ketersediaan dan sistem saluran air bersih di masyarakat desa Pandansari Kecamatan Ngantang Kabupaten Malang. Tujuan yang lain adalah membuat sistem perkuatan struktur plaster beton untuk konstruksi tandon penyedia air bersih di masyarakat desa Pandansari Kecamatan Ngantang Kabupaten Malang. Metode yang dilakukan meliputi beberapa tahap yaitu persiapan, survei pendahuluan, survei lanjutan, membuat dan menerapkan garis besar distribusi dan sistem saluran air bersih, dan pembuatan model struktur dan konstruksi tandon air bersih. Desa Pandansari merupakan salah satu bagian dari wilayah Kecamatan Ngantang Kabupaten Malang. Desa Pandansari memiliki beberapa dusun diantaranya dusun Plumbang, Pait, Klangon, Munjung, Bales, Kutut Sambirejo, dan Sedawun. Lokasi pengabdian yang diprioritaskan adalah dusun Bales, sebab masyarakat dusun ini mengalami kesulitan dalam penyediaan air bersih. Kegiatan ini berlangsung selama 5 bulan (Mei-September 2014). Sasaran kegiatan ini adalah masyarakat Pandansari khususnya dusun Bales yang berada dalam wilayah Kecamatan Ngantang Kabupaten Malang. Kajian pustaka atau referensi yang dijadikan acuan analisis dan rekayasa teknis adalah SNI 03-6481-2000, kajian teori tentang utilitas, dan kajian pustaka tentang struktur dan konstruksi bangunan khususnya tandon air bersih. Hasil pendataan fisik dan survei lapangan menyebutkan bahwa kondisi dan lokasi permukiman dusn Bales berada pada posisi tinggi sehingga akan menimbulkan kesulitan dalam penyediaan air bersih. Permasalahan yang lain adalah saluran berupa tiga pipa air bersih yang panjang, dimana pipa ini berasal dari tandon untuk tiga rumah yang berbeda namun bisa jadi berdekatan posisi rumah tersebut (bertetangga). Pipa yang digunakan juga bukan pipa untuk air, namun pipa penutup kabel listrik yang lebih tipis dan rapuh dibandingkan pipa air.Distibusi air bersih sangat teratur dan terkesan tidak terencana dengan baik, dimana pengaturan arah pipa tanpa menggunakan sambungan dan cukup dibelokkan saja. Pipa yang disalurkan juga tidak tertimbun atau terlindungi dengan baik. Cukup dengan ditaruh seenaknya di selokan atau ditumbun tanah begitu saja. Sistem seperti ini akan membuat pipa mudah patah dan menimbulkan kebocoran air. Dari aspek estetika juga tidak nyaman dipandang dan mengganggu sirkulasi air kotor di selokan. Kebocoran pipa sedikit saja akan mempengaruhi kualitas air bersih yang disalurakn ke rumah tangga hingga dikonsumsi oleh masyarakat, sehingga tingkat higienis dan kesehatan air tidak terjaga. Air dari tandon utama disalurkan menuju sub-sub tandon yang dibagi mulai dari 8 – 10 Kepala keluaga (KK). Tandon-tandon tersebut masih dibuat sederhana dengan pasangan bata. Dari sub tandon ini kemudian didistribusikan sendiri-sendiri kepada setiap rumah tinggal, tanpa ada perencanaan satu pipa utama disebarkan merata pada setiap rumah. Penerapan sub tandon semacam demikian akan mengurangi tingkat higienis dan kesehatan air yang dikonsumsi untuk minum, masak, mandi, cuci, menyiram tanam, dan memelihara ternak.Kerugian lain yang dapat diakibatkan dengan penerapan sub tandon demikian adalah melubernya air ketika penuh oleh sebab tandon sangat kecil yang tidak muat ketika air penuh. Hal ini menjadi mubadzir dan boros, apalagi kran air di setiap rumah walaupun penuh tetap dibiarkan terbuang yang menyebabkan tidak efisien, padahal area ini sangat minim atau sulit dalam penyediaan air bersih. Sementara itu hasil pendataan potensi yang ada di lokasi antara lain adalah melimpahnya bahan pasir dan batu hasil muntahan atau semburan gunung Kelud ketika meletus. Material dapat secara gratis didapatkan sehingga dapat digunakan dalam campuran cor beton bertulang untuk konstruksi bangunan khususnya konstruksi tandon air. Potensi yang lain adalah tumpukan pipa sebagaimana pada. Potensi dalam hal material ini dapat digunakan untuk menata sistem distribusi air bersih serta menambah perkuatan struktur dan konstruksi bangunan. Hasil analisis mendapatkan modifikasi skema aliran yang baru, dimana dalam kondisi eksisting tandon yang ada sebanyak 8 subtandon didesain menjadi empat sub tandon. Modifikasi dari delapan sub tandon menjadi empat sub tandon dengan memperhatikan area dan jarak yang dilayani. Sistem sambungan dibuat sesuai sambungan pipa pada umumnya untuk spesifikasi penyaluran distribusi air bersih. Bahan pipa yang digunakan juga pipa dengan bahan khusus untuk penyaluran air. Desain sub tandon yang baru mampu mewadahi sub tandon lama, artinya satu sub tandon baru merupakan gabungan 2 sub tandon lama. Sub tandon lama dengan ukuran kurang lebih 55 x 55 cm. Satu sub tandon baru didesain 80 x 80 cm yang mampu menampung 2 sub tandon ukuran kurang lebih 55 x 55 cm. Tinggi tandon 60 cm, sedangkan tinggi keseluruhan muka alas tandon dari permukaan tanah sebesar 2 m, maka total tinggi fisik tandon keseluruhan adalah 2,60 m. Struktur tandon didukung oleh material beton bertulang dengan kolom ukuran 30 x 30 cm. Pondasi tandon adalah plat setempat beton bertulang dengan ukuran 70 x 70 cm tebal 25 cm. Untuk menghindari pergerakan dan pergeseran tanah akibat lokasi yang miring atau getaran tanah akibat aktivitas gunung Kelud, maka di bawah pondasi plat setempat dipasang batu kosong (anstamping) dan pasir urug. Plat tandon terbuat dari beton bertulang, sedangkan bagian dinding tandon terbuat dari pasangan bata yang diplester beton. Saran untuk kegiatan selanjutnya sebagai rencana tindak lanjut meliputi melakukan sosialisasi secara intensif dan komprehensif mengenai hasil analisis dan rekayasa teknis yang berhasil dibuat. Sosialisasi bisa berupa penyuluhan, pendekatan langsung, dan pelibatan pihak tokoh masyarakat dalam menyebarkan informasi.Analisis dan rekayasa berikutnya tentang pengaturan dan desain lebih rinci sistem perpipaan air bersih berdasarkan debit air yang terjadi. Melakukan desain master plan secara keseluruhan untuk periode waktu mendatang. Kegiatan yang sama juga perlu dilakukan di daerah lain dalam wilayah Pandansari, sebab desa ini merupakan daerah terparah yang menjadi korban letusan Gunung Kelud pada Pebruari 2014 yang lalu.
Item Type: | Community Service |
---|---|
Keywords: | Sistem Perkuatan; Struktur Plaster Beton; Konstruksi Irigasi |
Subjects: | 09 ENGINEERING > 0905 Civil Engineering > 090502 Construction Engineering 09 ENGINEERING > 0905 Civil Engineering > 090506 Structural Engineering 09 ENGINEERING > 0905 Civil Engineering > 090509 Water Resources Engineering 12 BUILT ENVIRONMENT AND DESIGN > 1202 Building > 120202 Building Science and Techniques |
Divisions: | Faculty of Technology > Department of Architecture |
Depositing User: | Users 292 not found. |
Date Deposited: | 06 Aug 2016 16:32 |
Downloads
Downloads per month over past year
Origin of downloads
Actions (login required)
View Item |